Kamis, 19 Agustus 2010

Para Seniman Pahlawan Kemerdekaan Indonesia

Seniman Musik Pahlawan IndonesiaWage Rudolf Supratman (1903-1938)

Penggubah Lagu Indonesia Raya Tingginya jiwa kebangsaan dari Wage Rudolf Supratman menuntun dirinya membuahkan karya bernilai tinggi yang di kemudian hari telah menjadi pembangkit semangat perjuangan pergerakan nasional. Semangat kebangsaan, rasa persatuan dan kehendak untuk merdeka dalam jiwanya dituangkan dalam lagu gubahannya Indonesia Raya. Lagu yang kemudian menjadi lagu kebangsaan negeri ini.

Penolakan jiwanya terhadap penjajahan, pernah juga dituliskannya dalam bukunya yang berjudul Perawan Desa. Namun sayang, Pahlawan nasional yang lahir 9 Maret 1903 ini sudah meninggal pada tanggal 17 Agustus 1938, sebelum mendengar lagu gubahannya dikumandangkan pada hari kemerdekaan negeri yang dicintainya.

Kilas balik dari lahirnya lagu Indonesia Raya sendiri adalah berawal dari ketika suatu kali terbacanya sebuah karangan dalam Majalah Timbul. Penulis karangan tersebut menentang ahli-ahli musik Indonesia untuk menciptakan lagu kebangsaan. Supratman yang sudah semakin kental jiwa kebangsaannya merasa tertantang. Sejak itu, ia mulai menggubah lagu.

Dan pada tahun 1924 lahirlah lagu Indonesia Raya. Ketika Kongres Pemuda, yakni kongres yang melahirkan Sumpah Pemuda dilangsungkan di Jakarta bulan Oktober tahun 1928, secara instrumentalia Supratman memperdengarkan lagu ciptaannya itu pada malam penutupan acara tanggal 28 Oktober 1928 tersebut. Disitulah saat pertama lagu tersebut dikumandangkan di depan umum. Lagu yang sangat menggugah jiwa patriotisme itupun dengan cepat terkenal di kalangan pergerakan nasional.

Sejak itu apabila partai-partai politik mengadakan kongres, lagu Indonesia Raya, lagu yang menjadi semacam perwujudan rasa persatuan dan kehendak untuk merdeka itu selalu dinyanyikan. Dan ketika Indonesia sudah memperoleh kemerdekaan, para pejuang-pejuang kemerdekaan menjadikan lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan. Dan, Wage Rudolf Supratman yang meninggal dan dimakamkan di Surabaya tanggal 17 Agustus 1938, dikukuhkan menjadi Pahlawan Nasional atas segala jasa-jasanya untuk nusa dan bangsa tercinta ini.

Ismail Marzuki (1914-1958)
Komponis Pejuang Legendaris Komponis pejuang dan maestro musik legendaris ini dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh Presiden RI, dalam rangkaian Hari Pahlawan 10 November 2004 di Istana Negara. Dia dikenal sebagai pejuang dan tokoh seniman pencipta lagu bernuansa perjuangan yang dapat mendorong semangat membela kemerdekaan.

Ismail Marzuki kelahiran kampung Kwitang, Jakarta Pusat, pada tahun 1914 ini menciptakan sekitar 250 lagu. Karya-karyanya sampai hari ini masih sering terdengar, antara lain Juwita Malam, Sepasang Mata Bola, Selendang Sutera, Sabda Alam, dan Indonesia Pusaka. Komponis pelopor yang wafat 25 Mei 1958, ini telah melahirkan lagu-lagu kepahlawanan, yang menggugah jiwa nasionalisme. Maestro musik ini menyandang predikat komponis pejuang legendaris Indonesia.

Ismail Marzuki memang seorang komponis besar yang sampai saat ini boleh jadi belum ada yang dapat menggantikannya. Karena itu, memang sudah layak diberikan penghormatan padanya sebagai pahlawan nasional. Karya-karya Ismail Marzuki memang kaya, baik soal melodi maupun liriknya. Ia pun mencipta lagu dengan bermacam warna, salah satunya keroncong, di antaranya Bandung Selatan di Waktu Malam dan Selamat Datang Pahlawan Muda.

Seniman Sastra Pahlawan Indonesia

Amir Hamzah, Tengku (1911-1946)

Tokoh Indonesia 28/02/2009: Amir Hamzah lahir sebagai seorang manusia penyair pada 28 Februari 1911 di Tanjung Pura, Langkat, Sumatera Utara. Ia seorang sastrawan Pujangga Baru. Pemerintah menganugerahinya Pahlawan Nasional. Anggota keluarga kesultanan Langkat bernama lengkap Tengku Amir Hamzah Indera Putera, ini wafat di Kuala Begumit, 20 Maret 1946 akibat revolusi sosial di Sumatera Timur.

Sebagai seorang keluarga istana (bangsawan), ia memiliki tradisi sastra yang kuat. Menitis dari ayahnya, Tengku Muhammad Adil, seorang pangeran di Langkat, yang sangat mencintai sejarah dan sastra Melayu. Sang Ayah (saudara Sultan Machmud), yang menjadi wakil sultan untuk Luhak Langkat Bengkulu dan berkedudukan di Binjai, Sumatra Timur, memberi namanya Amir Hamzah adalah karena sangat mengagumi Hikayat Amir Hamzah.

Sejak sekolah di Aglemeene Middelbare School (AMS) jurusan Sastra Timur di Solo, Amir menulis sebagian besar sajak-sajak pertamanya. Di sini ia memperkaya diri dengan kebudayaan modern, kebudayaan Jawa, dan kebudayaan Asia lainnya.

Kegemaran dan kepiawian menulis saja itu berlanjut hingga saat ia melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta. Dalam kumpulan sajak Buah Rindu yang ditulis antara tahun 1928 dan t1935, tapak perubahan lirik pantun dan syair Melayunya menjadi sajak yang lebih modern.

Tahun 1931, ia telah memimpin Kongres Indonesia Muda di Solo. Pergaulannya dengan para tokoh pergerakan nasional itu telah mewarnai dunia kesusasteraannya. Sebagai sastrawan dan melalui karya-karyanya yang ditulis dalam bahasa Indonesia, Amir telah memberikan sumbangan besar dalam proses perkembangan dan pematangan bahasa Melayu menjadi bahasa nasional Indonesia. Dalam suratnya kepada Armijn Pane pada bulan November 1932, ia menyebut bahasa Melayu adalah bahasa yang molek.

Bagi Amir, Bahasa Indonesia adalah simbol dari kemelayuan, kepahlawanan dan keislaman. Hal ini tercermin dari syair-syair Amir yang merupakan refleksi dari relijiusitas, dan kecintaannya pada ibu pertiwi serta kegelisahan sebagai seorang pemuda Melayu.

Secara keseluruhan ada sekitar 160 karya Amir yang berhasil dicatat. Di antaranya 50 sajak asli, 77 sajak terjemahan, 18 prosa liris asli, 1 prosa liris terjemahan, 13 prosa asli dan 1 prosa terjemahan. Karya-karyanya tercatat dalam kumpulan sajak Buah Rindu, Nyanyi Sunyi, Setanggi Timur dan terjemah Baghawat Gita.

Ia memang seorang penyair hebat. Perintis kepercayaan diri para penyair nasional untuk menulis karya sastra dalam bahasa Indonesia, sehingga semakin meneguhkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Amir seorang enyair besar Pujangga Baru, yang kepenyairannya membuat Bahasa Melayu-Indonesia mendapat suara dan lagu yang unik yang terus dihargai hingga saat ini. Ia penyair yang tersempurna dalam bahasa Melayu-Indonesia hingga sekarang.

Amir adalah tiga sejoli bersama Armijn Pane dan SutanTakdir Alisyahbana, yang memimpin Pujangga Baru. Mereka mengelola majalah yang menguasai kehidupan sastera dan kebudayaan Indonesia dari tahun 1933 hingga pecah perang dunia kedua.

Pemerintah RI kemudian mengapresiasi jasa dan sumbangsih Amir Hamzah ini dengan menetapkannya sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 1975.

Selain itu, penghargaan atas jasa Amir Hamzah terlihat dari penggunaan namanya sebagai nama gedung pusat kebudayaan Indonesia di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur, dan nama masjid di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Amir Hamzah meninggal akibat revolusi sosial di Sumatera Timur itu, justru pada awal kemerdekaan Indonesia. Kala itu, ia hilang tak tentu rimbanya. Mayatnya ditemukan di sebuah pemakaman massal yang dangkal di Kuala Begumit. Konon, ia tewas dipancung hingga tewas tanpa proses peradilan pada dinihari, 20 Maret 1946, dalam usia yang relaif mati muda, 35 tahun. Ia dimakamkan di pemakaman mesjid Azizi, Tanjung Pura, Langkat. Di makamnya terukir dua buah syairnya.


Innalillahi waInaIlaihiRajiuun,Telah Meninggal Dunia, Seniman Kang Ibing


Raden Aang Kusmayatna Kusumadinata (lahir di Sumedang, Jawa Barat, 20 Juni 1946; umur 64 tahun) atau lebih dikenal dengan nama Kang Ibing adalah pelawak Indonesia yang tergabung dengan grup lawak De'Kabayan yang terdiri antara lain Aom Kusman dan Suryana Fatah. Pelawak ini juga aktif dalam kesenian Sunda.


Selamat Jalan, Kang Ibing!
Itulah sepotong kalimat yang baru saja muncul di timeline twitter saya. Saya sendiri cukup kaget membacanya, tapi saya telusuri lagi di google ternyata kabar ini sudah tersebar di twitter. Setelah ada tweet dari infobdg, barulah saya percaya kabar ini. Inilah profil singkat Kang Ibing yang bersumber dari SundaNet.

Si Kabayan adalah Tokoh Legendaris Cerita Rakyat Pasundan yang terkenal lugu tetapi cerdik. Cerita Rakyat Pasundan yang diangkat ke layar lebar dengan berbagai versi ini untuk pertama kalinya diperankan oleh Kang Ibing yang punya nama lengkap Rd. Aang Kusmayatna Kusumadinata.

Pria kelahiran Sumedang bulan Juli 1946 yang beristerikan Ny. Nieke ini telah dikarunia 3 (tiga) orang anak masing-masing Kusmadika, Kusmandana dan Diane.

Kariernya di dunia seni berjalan mulus. Kang Ibing sendiri tidak pernah mimpi untuk jadi orang terkenal apalagi bintang film.

Kariernya dimulai ketika menjadi Pembawa Acara Obrolan Rineh dalam arti santai secara kocak dan sarat kritik di Radio Mara Bandung. Gaya bicaranya yang berintonasi khas Sunda melekat dalam Profil Kang Ibing yang merupakan nama bekennya. Nama asli yang konon masih teureuh menak Sunda yakni Rd. Aang Kusmayatna Kusumadinata seperti hilang diganti Kang Ibing yang identik dengan sosok Si Kabayan yang lugu tetapi cerdik.

Ketika masih duduk di Fakultas Sastera Unpad Jurusan Sastera Rusia, Kang Ibing pernah menjabat sebagai Ketua Kesenian Daya Mahasiswa Sunda (DAMAS), Penasihat Departemen Kesenian Unpad dan pernah juga menjadi Asisten Dosen di Fakultas Sastera Unpad.

Pada tahun 1970 bersama-sama dengan Aom Kusman dan Suryana Fatah membentuk Group Lawak De Kabayan. Pada tahun 1975 untuk pertama kalinya main film Si Kabayan arahan Sutradara Tutty Suprapto. Pilihan Tuty jatuh ke Ibing konon tertarik saat mendengarkan gaya humornya di Radio Mara tersebut.

Selain main film, Ibing juga sudah memerankan Bintang Iklan dari beberapa produk. Saat ini Kang Ibing lebih dikenal sebagai dai yang lumayan padat juga jadwalnya.

Putera pasangan Rd. Suyatna Kusumahdinata dan Rd. Kusdiyah ini juga pernah menjadi Direktur salah satu bioskop di Kota Bandung.

Senang Memelihara Domba

Tempat tinggalnya di Kompleks Pandan Wangi Ciwastra Bandung dilengkapi dengan Kandang Domba. Karena memelihara domba adalah salah satu kegemarannya. Untuk hobinya yang satu ini kang Ibing tidak segan-segan mengambil rumput sendiri di pematang sawah yang mengelilingi sekitar Komplek Perumahannya.

Untuk mencari rumahnya tidaklah sulit. Tukang Becak yang mangkal di sekitar Komplek Perumahan tempat tinggalnya apabila ditanya, akan menunjukkan bahwa rumah Kang Ibing itu di depan rumahnya ada kandang domba.

Mengenai kegiatannya saat ini sebagai “dai” yang jadwalnya cukup padat untuk memberikan siraman rohani baik di mesjid yang ada di lingkungan pedesaan, kota, perkantoran maupun kampus di wilayah Indonesia sampai ke Timor-Timur bahkan ke Australia. Tema dakwahnya mudah dicerna, karena menyangkut masalah-masalah keseharian serta dibawakan dengan gaya humor yang segar.

Ketika ditanya mengenai kariernya yang beragam serta berhasilnya didalam menyelesaikan Sekolah, Kang Ibing menyatakan bahwa semua itu tidak lepas dari doa yang tulus dari kedua orang tuanya. Ungkapan “Indung Tunggul Rahayu, Bapa Tangkal Darajat” senantiasa melekat di hatinya. Dan itu dijadikan pedoman hidup keluarganya serta tidak segan-segan memasang semboyan itu di ruangan tengah keluarganya.

Generasi muda Sunda sekarang menurut Kang Ibing, pada umumnya sudah kurang mengenal jati diri Ki Sunda. Basa teh Ciciren Bangsa dalam arti Bahasa itu menunjukkan Bangsa. Refleksinya terlihat dari banyaknya anak muda Tatar Sunda dewasa ini yang malu berbahasa Sunda. Hal ini disebabkan tidak adanya infilterisaasi budaya luar yang masuk, sehingga menyebabkan terjadinya pergeseran nilai tersebut.

Pendapatnya mengenai manusia Sunda yang ” Nyunda” adalah yang mengetahui sekaligus menghargai Kebudayaan Sunda serta “Sarakannana” dalam arti tempatnya.. Sehingga tumbuh rasa kasundaan bagi orang Sunda.

Demikian Inohong Sunda Kang Ibing yang lekat dengan sosok Tokoh Legendaris Cerita Rakyat Pasundan Si Kabayan yang lugu tetapi cerdik.
Selamat Jalan Kang Ibing, semoga amal ibadahnya diterima di-sisiNya, Amien. Dan semoga muncul lagi kang Ibing-kang Ibing generasi selanjutnya
Jakarta Dunia seni kembali kehilangan tokoh terkenal. Raden Aang Kusmayatna Kusumadinata atau biasa yang dikenal sebagai Kang Ibing malam ini meninggal dunia. Innalillahi wainna ilaihi roji'un.

Kini, jenazah pria yang terkenal sebagai pemeran Kabayan tersebut disemayamkan di RS Islam, Bandung, Jawa Barat. Sebelumnya, Kang Ibing dirawat di Sumedang.

"Iya benar sudah meninggal tadi pukul 20.45 WIB," ujar dr Mali, dokter jaga RS Islam kepada detikcom, Kamis (19/8/2010) malam.

Kang Ibing tiba di RS Islam sekitar pukul 20.30 WIB. Belum bisa diketahui apa penyebab meninggalnya artis kawakan tersebut. Namun, pria berusia 64 tahun tersebut dikabarkan sudah sakit sejak lama.

Selamat jalan Kang Ibing!

Rabu, 18 Agustus 2010

Makanan dan Minuman Yang Mendadak Laris di Bulan Ramadhan !!

Makanan dan Minuman Yang Laris di Bulan Ramadhan


1. CENDOL
Cendol merupakan minuman khas Indonesia yang terbuat dari tepung beras, disajikan dengan es parut serta gula merah cair dan santan. Rasa minuman ini manis dan gurih. Di daerah Sunda minuman ini dikenal dengan nama cendol sedangkan di Jawa Tengah dikenal dengan nama es dawet.

2. Martabak
Martabak (bahasa Arab: مطبق, berarti "terlipat") merupakan sajian yang biasa ditemukan di Arab Saudi (terutama di wilayah Hijaz), Yaman, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Brunei. Bergantung pada lokasinya, nama dan komposisi martabak dapat bervariasi.

Di Indonesia ada dua jenis martabak, yaitu martabak asin yang terbuat dari campuran telur dan daging serta martabak manis atau martabak terang bulan yang biasanya diisi cokelat. Berbeda dengan martabak telur, martabak manis adalah sejenis kue atau roti isi selai yang biasa dimakan di saat santai sebagai makanan ringan.


3. Kolak
Kolak atau kolek merupakan penyegar ringan berupa rebusan buah pisang, umbi ubi jalar, salut biji nangka, atau umbi singkong yang diberi cairan manis dan gurih yang terbuat dari gula kelapa atau gula jawa dan santan dan diberi daun pandan wangi sebagai pewangi. Sebagai tambahan dapat pula diberi serta kolang-kaling.

Kolak sangat populer dan dikenal di seluruh penjuru Indonesia. Karena pembuatannya mudah, hampir tidak dikenal variasi tempatan dalam resepnya.

Konsumsi kolak biasanya meningkat pada bulan Ramadan karena kolak populer sebagai makanan pembuka puasa.

4. Es Blewah
Blewah dapat dengan mudah ditemukan di pasar tradisional, sementara blewah yang sudah diolah sebagai campuran minuman es, bisa ditemukan di berbagai tempat keramaian, seperti pasar, sekolah, warung, dan sebagainya.

Di saat bulan puasa Ramadhan, penjualan blewah dan timun suri relatif meningkat karena telah menjadi semacam tradisi di Indonesia untuk menyediakan minuman buah segar di saat berbuka puasa, yang salah satu bahan utamanya adalah blewah.


5. Pempek
Pempek atau Empek-empek adalah makanan khas Palembang yang terbuat dari ikan dan sagu. Sebenarnya sulit untuk mengatakan bahwa pempek pusatnya adalah Palembang karena hampir di semua daerah di Sumatera Selatan memproduksinya.

6. Kurma
Kurma mengandung kadar air dan vitamin yang lebih banyak tetapi rendah kandungan energi siap pakainya. Sementara kurma yang tidak segar (kering) tinggi akan kandungan energi siap pakai namun kandungan air dan beberapa vitamin lebih rendah, bahkan kandungan vitamin C-nya hilang.

7. Candil
Candil adalah makanan yang terbuat dari ketan, gula merah dan santan. Makanan ini adalah makanan yang cukup populer di pulau Jawa. Di daerah lain di kenal dengan sebutan Biji Salak. Karena bentuknya yang seukuran biji salak. Makakan ini sering disajikan sebagai makanan pembuka di saat berbuka puasa.

8. Bingka Berandam (itu biasanya org banjar nyebutnya )
Cita rasa yang khas membuat kue ini menjadi pilihan utama untuk menu berbuka puasa atau makanan selingan seusai salat tarawih. Ketika menyentuh lidah, kue ini terasa empuk dan memiliki rasa legit.

Sebenarnya bukan hanya kentang yang bisa dijadikan bahan campuran kue bingka. Nangka dan tape juga bisa. Namun, citra rasanya tak bisa mengalahkan kentang.

Cara dan proses pembuatan bingka kentang khas Banjar yang membedakan kue ini dari daerah lain. Sementara di daerah lain bingka dimasak dengan cara dikukus atau dimasak dalam oven, bingka Banjar dimasak di atas api arang atau api kompor minyak tanah. Itu membuat bingka Banjar yang mulai matang menebarkan aroma sangat wangi dan membangkitkan hasrat untuk mencicipinya.

Untuk membuat kue bingka kentang diperlukan tiga biji telur bebek, dikocok sebentar dengan gula sebanyak 100 gram, dicampur dengan kentang seperempat kilogram gram yang sudah direbus dan dihaluskan. Selanjutnya dicampur dengan mentega secukupnya.

Bahan ini lalu diberi tepung dua sendok dan air kelapa tua yang sudah diperas atau santan. Santan itu sebelumnya direbus sampai kental dengan volume sekitar 150 miligram ditambah satu vanili kotak.

Bahan yang sudah diaduk sampai rata dimasukkan ke loyang khusus terbuat dari besi kuningan yang telah dipanaskan. Sedikit minyak atau mentega dioleskan di sana. Itu agar kue yang matang tidak lengket.

Proses selanjutnya, loyang yang telah ditutup dibakar di atas panas api arang atau api kompor. Bahan yang ada di dalam loyang nantinya berwarna kuning kecokelatan tanda kue matang serta wangi. Kue bingka kentang ini pun siap dihidangkan.

9 Es Timun Suri
Buah ini paling mudah dijumpai saat bulan puasa/ramadhan. Nikmat disajikan menjadi es timun suri. Potong2 daging buahnya, saring bijinya untuk mendapatkan sari nya lalu tambahkan sirup dan es batu.

Indonesia Bangun Kapal Tempur terbesar

Indonesia Bangun Kapal Perang Tempur Terbesar
Senin, 16 Agustus 2010 | 19:35 WIB

Purnomo Yusgiantoro. TEMPO/Zulkarnain

TEMPO Interaktif, Jakarta - Kementrian Pertahanan hari ini melaunching rencana pembangunan kapal perang Perusak Kawal Rudal. Kapal PKR ini merupakan kapal perang tempur terbesar dan pertama yang akan dibuat di Indonesia. "Ini memperkuat kekuatan laut kita dan dengan ini kita memiliki kekuatan yang dapat membuat gentar pihak lain yang mengancam," ujar Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dalam keterangan persnya di kantor Kementerian Pertahanan, Senin (16/8).

Purnomo melanjutkan, pembangunan kapal perang yang akan dimulai pada tahun depan ini dan selesai dikerjakan selama 4 tahun merupakan cara Indonesia untuk mengembangkan dan memperkuat pertahanan negara. "Bisa digunakan untuk berbagai operasi, misal untuk operasi perdamaian," katanya. Di Asean, lanjut Purnomo, hanya Singapura yang memiliki jenis kapal perang tempur sejenis ini.

Menambahkan pernyataan Menhan, Kepala Staff Angkatan Laut, Letnal Jenderal Erris Heriyanto mengatakan, pengunaan kapal PKR ini tergantung dari intensitas permintaan. "Kapal ini tergantung dari permintaan panglima TNI, bisa untuk patroli mengitari Indonesia karena ancaman yang kita hadapi bisa datang dari seluruh perairan," kata Erris. Kapal perang ini juga bisa untuk mengawal kapal-kapal kecil lainnya.

Kapal perang yang memiliki panjang 105 meter dan berat 2400 ton dan juga peralatan perang avionik-elektronik canggih ini akan dibangun oleh PT. PAL selaku industri pertahanan dalam negeri. Sebagai bagian dari alih teknologi, kerjasama ini juga akan dilakukan dengan negara Belanda. Adapun biaya yang dikeluarkan untuk membangun satu unit kapal perang adalah sebesar $220 juta yang dananya berasal dari APBN.

Kapal perang jenis PKR ini dilengkapi perlengkapan avionik elektronik yang dapat digunakan untuk berbagai misi operasi peperangan seperti elektronika, peperangan anti udara, peperangan anti kapal selam, peperangan anti kapal permukaan dan bantuan tembakan kapal.

Kapal perang ini dilengkapi peralatan antara lain radar untuk mendeteksi kapal selam dan pesawat udara, perlengkapan persenjataan meriam kaliber 76-100mm dan kaliber 20-30mm, peluncur rudal ke udara dan senjata torpedo.


MAJU TERUS INDONESIA. MERDEKA ATAU MATI

Selasa, 17 Agustus 2010

kenapa harus 17 agustus 1945?

BERBAGAI pertanyaan mengenai mengapa Proklamasi Kemerdekaan dinyatakan untuk kali kedua di Jakarta oleh Bung Karno pada 17 Agustus 1945, sering ditujukan kepada Tubagus Dudum Sonjaya (75), pembuat sketsa detik-detik proklamasi.

Namun hingga kini dia mengaku tidak tahu alasan pemilihan tanggal tersebut, termasuk apakah benar Bung Karno pernah mengatakan tentang hal itu saat di Rengasdengklok.

’’Banyak juga yang tanya saya. Ada memang yang mengatakan kalau angka 17 angka keramat karena pas dengan shalat lima waktu 17 rakaat. Tapi ini berkembang setelah sekian lama kita merdeka. Saya tidak melihat dan mendengar Bung Karno bicara begitu,’’ katanya. image

Yang dipahami Dudum kecil adalah, pada saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dinyatakan Bung Karno melalui upacara militer di halaman depan Kesatrian PETA Rengasdengklok tanggal 16 Agustus, sore harinya datang tokoh-tokoh dari Jakarta yang meminta Bung Karno dan Bung Hatta kembali ke Jakarta dan menyampaikan pernyataan proklamasi pada tanggal 17 Agustus.

’’Yang saya dengar, tokoh dari Jakarta itu di antaranya Pak Soebardjo (Achmad Soebardjo-Red) yang minta dengan sangat agar Bung Karno ke Jakarta. Biar proklamasi tersiar ke dunia, katanya begitu. Lalu setelah buka puasa barulah rombongan berangkat ke Jakarta. Tapi bagi saya, proklamasi dengan upacara militer dan pengibaran bendera dengan penghormatan yang khidmat dan membanggakan telah terjadi tanggal 16 di Rengasdengklok,’’ jelas pria kelahiran Rangkasbitung (Lebak), Banten, tahun 1935 tersebut.

Ternyata apa yang dikatakan Dudum benar adanya. Proklamasi tanggal 17 Agustus 1945 di depan kediaman Bung Karno Jl Pegangsaan Timur No 56 Jakarta sangat sederhana, karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk menggelar pasukan PETA bersenjata lengkap di tempat itu.

Untuk mengenang peristiwa Proklamasi 16 Agustus di Rengasdengklok, Dudum ’’meningkatkan’’ dokumentasinya dari sketsa menjadi sebuah lukisan yang kini tersimpan di galerinya.

Alasan pemilihan tanggal 16 dan 17 Agustus untuk menyatakan proklamasi oleh Bung Karno, akhirnya diketahui Dudum setelah dia berusia 20 tahun. Dia dekat lagi dengan Bung Karno, setelah Dudum menjadi dekorator Gedung Konferensi Asia Afrika di Bandung. Saat dewasa, barulah Dudum mengenal Bung Karno sebagai sosok yang kuat dalam hal metafisik.

’’Jadi ringkasnya, Bung Karno itu seakan sudah dapat wahyu bahwa tanggal yang tepat adalah tanggal 16 di Rengasdengklok dan tanggal 17 di Pegangsaan Timur Nomor 56. Jadi meskipun dipaksa pemuda untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, Bung Karno tetap tidak mau, karena sudah tahu bahwa itu tanggal yang tepat dan tidak sampai mengorbankan nyawa rakyat banyak,’’ ujar pria berkacamata tersebut.

Dudum berani mengatakan demikian, karena melihat sendiri beberapa hal yang diprediksi Bung Karno, tepat. Dia menjelaskan beberapa di antaranya, namun meminta tidak dipublikasikan karena bisa menimbulkan fitnah.

Dia lantas menceritakan ’’sinyal’’ yang diberikan Bung Karno saat akan meninggalkan Rengasdengklok menuju Jakarta. Wajah sang proklamator terlihat tegar ketika berjalan menuju mobil yang akan membawanya. Namun ketika menengok rakyat di Rengasdengklok yang mengantarkannya, wajahnya menjadi sedih.

’’Terlihat Beliau khawatir nasib kami yang telah tulus membantu. Ternyata beberapa bulan kemudian, atau sekitar dua bulan setelah Lebaran, memang terjadi keonaran di Karawang dan sekitarnya. Para oknum jawara merebut kekuasaan dan meneror rakyat. Terjadi kekerasan, pertumpahan darah sesama bangsa,’’ katanya.

Dudum sangat ingat peristiwa berdarah tersebut. Selain melihat langsung kerusuhan, juga karena rumah ayahnya selalu didatangi tokoh-tokoh dari beberapa suku di Rengasdengklok yang melaporkan kekacauan yang terjadi. Warga dari etnis China, serta orang Jawa dan orang Sunda yang kaya dirampok dan diusir. Jika menolak, pasti dihabisi. Wedana dan kepala desa dicopot, lalu diganti orang-orang dari gerombolan bersenjata rampasan dari Jepang, yang memanfaatkan kondisi status quo untuk kepentingan mereka.

’’Saya masih ingat, pimpinan jawara itu Kang Hamzah. Tatanan jadi kacau, karena pemimpin bukan lagi orang pintar dan terhormat, tetapi mereka yang kejam dan melakukan kekerasan. Karawang dan Rengasdengklok yang sebelumnya makmur menjadi hancur. Makanya saya selalu bersyukur proklamasi terjadi di bulan Puasa, jadinya aman dan suasananya tenteram,’’ turu Dudum.

17 agustus, masihkah veteran perang ini berteriak MERDEKA??

PAHLAWAN


VETERAN PERANG KEMERDEKAAN MENGAMEN UNTUK BISA MAKAN
Dulu, saya percaya benar pasti Pa Icun membela negara ini tanpa rasa Pamrih… tapi apakah pantas balasan ini yang kita berikan kepada orang yang mati-matian memperjuangkan kemerdekaan trus sekarang juga harus mati-matian untuk menyambung hidup?? Apakah ini balasan bangsa yang besar terhadap para pahlawannya?

Pada tayangan di televisi itu Bisa dilihat ternyata Pa Icun juga memiliki Piagam tanda jasa Veteran. tapi saat piagam itu beliau ajukan untuk sekedar mendapatkan biaya kesejahteraan… Apa yang beliau dapatkan?? cuma tiga buah kata yang itu-itu saja, yaitu Pa Icun disuruh “Sabar, sabar dan sabar”.

Semoga Pa SBY selain menabur bunga di taman makam pahlawan.. beliau juga mau berkunjung ke rumah para veteran yang terlantar ini atau paling tidak, beliau lebih memperhatikan nasib para pejuang yang sekarang masih “berjuang” ini.


Nama pejuang yang terlupakan itu, Pa Icun Rusman namanya…kalau tidak salah beliau sekarang tinggal di kompleks perumahan di daerah cisokan, Bandung. Mungkin masih banyak “Pa Icun-Pa Icun” yang lain yang mungkin nasibnya lebih memprihatinkan lagi?? (khuzie)


APAKAH PEMERINTAH BARU AKAN MENGHARGAI PAHLAWAN VETERAN PERANG KEMERDEKAAN KALAU BELIAU/MEREKA SUDAH MENINGGAL ??


buktinya masih banyak yg bernasib tidak sebaik kita, dan sering sudah diingatkan kepada pemerintah cuma tidak pernah ada perbaikan siknifikan.

DASAR PEMERINTAH.
BISANYA HANYA MENGHABIS-HABISKAN UANG NEGARA AJA. PIKIRIN DONG PARA VETERAN INI. !!

Senin, 16 Agustus 2010

Upacara Bendera Digital Pertama di Dunia 17 Agustus 2010

BERGERAK SERENTAK! adalah sebuah pemanfaatan momentum kemerdekaan, bagian dari aksi gerakan IndonesiaOptimis. Hal ini dilakukan untuk menyebarkan keoptimisan, mengonstruksi ulang makna nasionalisme yg kontekstual (kekinian), lebih besar lagi, kami mengajak kamu menunjukkan pada dunia luar bahwa indonesia adalah bangsa yang optimis

Adapun gerakan yang dilakukan adalah sebuah upacara bendera digital melalui websitewww.indonesiaoptimis.org yang aktif mulai 17 Agustus 2010 jam 00.00 WIB. Pengalaman lain yang kami tawarkan adalah kita bisa memilih pembina upacara yang sesuai pandangan optimisme yg paling cocok dengan karakter kita. Kami menghadirkan:
  • Pandji Pragiwaksono, anak muda Indonesia yang aktif melalui gerakan IndonesiaUnite yang merespon aksi pemboman di Indonesia. Panji juga berkarya melalui lagu Kami Tidak Takut, e-book Nasional-Is-Me dan terakhir pencetus acara "Provocative - Proactive".
  • Iwan Esjepe, pendiri gerakan Indonesia Bertindak dengan salah satu tema populer Indonesia: Dangerously Beautiful. Iwan aktif mendukung, melestarikan gerakan nyata yang bertujuan menghadirkan kekompakan diantara kita bangsa indonesia dalam mewujudkan perbaikan, kekompakan dan kebersamaan pada bangsa Indonesia.
Ikuti juga aksi parkir bersama di Foursquare di tempat lahirnya bangsa ini, tempat sang merah putih berkibar untuk pertama kalinya di Monumen Tugu Proklamasi http://bit.ly/proklamasi. Jangan lupa serukan harapanmu untuk Indonesia dengan link to twitter + hashtag #upacarabendera

Kami perlu kamu!

Untuk membakar segala bentuk pesimisme yang menghalangi tumbuhnya harapan dan cita-cita
Untuk Indonesia